Badan silaturahmi ulama’ pesantren Madura (Bassra) mengadakan halalbihalal yang di hadiri oleh prof Mahfud MD menko Polhukam dan Angota III BPK RI Prof. Achsanul Qosasi dan tokoh ulama’ madura
Pamekasan, Indopersnews.com. Badan silaturrahmi ulama pesantren Madura ,( bassra ) menggelar pertemuan dengan tokoh dan ulama Madura
halalbihalal ini dibuka oleh Koordinator Pusat Bassra RKH. Mohammad Rofii Baidhowi.
Dalam sambutanya Ketua P4TM Silaturahmi dan Halalbihalal Bassra H. Khairul Umam yang akrab di sapa H.her menerangkan bahwa masyarakat Madura sangat mencintai ulama’ fanistik terhadap ulamak sangat besar
H . Her mengucapkan banyak terimakasih kepada ulama’ yang telah mendorong kesejahteraan untuk petani tembakau. “Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura P4TM dibentuk atas dorongan dan restu Bassra,” ungkapnya
Kiai Syafik dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada P4TM karena sudah total membantu pelaksanaan acara. “Semoga ini dicatat amal baik oleh Allah Swt.,” doanya.
Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang hadir pada kesempatan tersebut memastikan pemerintah provinsi juga akan mendorong kesejahteraan bagi petani tembakau.
“Kami dan Komisi B DPRD Jatim sudah menggodok raperda perlindungan tembakau, harapannya, tembakau dari hulu ke hilir berpihak kepada petani,” paparnya.
Emil juga mengatakan, tembakau adalah industri terbesar kedua setelah makan dan minum di Jawa Timur.
Sebab itulah kami membuat raperda karena tembakau jadi gantungan masyarakat di Jatim termasuk Madura,” jelasnya.
Acara puncak Bassra ini diisi dengan orasi kebangsaan oleh putra Madura. Pertama disampaikan Angota III BPK RI Prof. Achsanul Qosasi, dan kedua oleh Menko Polhukam Prof. Mahfud MD.
Achsanul mengatakan, jumlah orang Madura yang mengadu nasib ke luar negeri sudah berkurang 40 persen dari jumlah rata-rata 20 ribu per tahun pada tahun-tahun sebelumnya.
“Saya meyakini karena ada industri yang bergeliat di Madura, dan bisa jadi, ini industri yang dijalankan oleh P4TM, dan semoga terus menjalankan skenario bisnis yang bagus ke depan,” paparnya.
Sedangkan Mahfud MD menceritakan bahwa orang-orang Madura sudah lama berkiprah dan berjuang untuk Indonesia. Di antaranya ada Halim Perdana Kusuma, M. Tabrani dan Syaikhona Kholil Bangkalan.
Saat ini, kata Mahfud, perjuangan bangsa tidak lagi melawan penjajah, tapi membangun moralitas bangsa.
Berkaitan dengan ini, lanjut Mahfud, Bassra kemudian merekomendasikan tiga model pembangunan Madura untuk Indonesia.
Pertama, islami, kedua penuh nilai-nilai kebangsaan Indonesia dan ketiga, menjaga kearifan lokal Madura.
“Putra terbaik dari Madura ada di mana-mana, di Polri, Kementerian, Pangdam V Brawijaya, di mana-mana, mari kita bangun negara ini dengan sumber daya alam yang ada, untuk membangun Indonesia,” jelasnya.
Bassra adalah perkumpulan ulama pertama di Madura yang lahir pada era tahun 90an oleh para ulama pesantren karimatik di zamannya. Dengan memiliki misi ‘Membangun Madura bukan Membangun di Madura”. Berikut kepengurusan inti Bassra. Koordinator BASSRA
Pamekasan :
• KH. Muhammad Rofii Baidhowi (Koordinator pusat)
• KH. Mudatssir Badruddin
Bangkalan:
• KH. Syafi’ Rofii (Sekjend)
• KH. Makki Nasir
• KH. Imam Bukhori
Sumenep:
• KH. Ahmad Fauzi Tidjani
• KH. M Sholahuddin Abd Waris
Sampang:
• KH. Mahrus Malik
• KH. Syafi’ Wahid
Reporter .(ans)